Halo teman-teman blog-ku!
Sudah lama juga tidak menulis lagi di blog ini. Terakhir tulisanku sebelum ini adalah tentang Kal yang berusia 6 bulan. 3 hari lagi Kal sudah beranjak 14 bulan, I know, time flies when you have a baby, right! Salah satu keinginan yang ingin kuwujudkan di tahun 2021 ini adalah lebih sering mengasah kemampuan menulisku disini, terutama berbagi tentang petualangan bersama Kal yang makin seru saja setiap harinya dan mungkin sedikit pemikiranku. Semoga bisa ya meluangkan lebih sering waktu untuk menulis disini dibanding lihat-lihat instagram hehe..
Nah di tulisan pertama 2021 ini aku ingin berbagi tentang pengalaman roadtrip pulang kampuang ke Bukittinggi. Kami memutuskan untuk pulang ke kampung Didi semenjak tahun lalu karena sudah lama tidak pulang kampung dan nenek Kal belum pernah bertemu dengan Kal semenjak Kal lahir.
Namun karena pandemi, rencana ini terpaksa harus diundur terus. Tadinya kami ragu akan pulang dengan mobil atau pesawat. Banyak pertimbangan yang kami perhitungkan mulai dari risiko terpapar virus COVID-19, kenyamanan di perjalanan (terutama untuk Kal), rute di perjalanan, biaya, dsb hingga akhirnya kami memutuskan untuk menyetir dengan mobil sendiri dari Bandung (tepatnya Didi yang menyetir sendiri karena aku belum berani menyetir lintas Sumatera, semoga next time bisa jadi driver cadangannya ya! :p).
Setelah melakukan riset baca-baca blog, nonton youtube, dan bertanya ke orang2, kami memutuskan untuk mengambil rute lintas timur yakni dari Bandung – Jakarta – Cilegon – Lampung – Palembang – Jambi – Sawahlunto – Bukittinggi. Kami mulai perjalanan tanggal 20 Desember lalu bermalam di Jakarta karena ada urusan yang diselesaikan dulu di Jakarta lalu mulai perjalanan dari Jakarta di pagi tanggal 22 Desember. Itinerary singkatnya seperti ini:
22 Desember : Jakarta – Lampung – Palembang (stay at Beston Hotel Palembang)
23 Desember : Palembang – Jambi (stay at Odua Weston Hotel Jambi)
24 Desember : Jambi – Muaro Bungo – Dhamasraya – Sawahlunto (stay at Inna Ombilin Hotel)
25 Desember : Sawahlunto – Bukittinggi (hanya sekitar 2 jam, paginya kami sempatkan jalan-jalan di kota kecil nan indah Sawahlunto)
Kurang lebih seperti ini kalau di google maps:
Lumayan panjang bukan? Hehe apalagi untuk pemula roadtrip-er lintas Jawa-Sumatra seperti kami, rute ini salah satu achievement kami roadtrip terpanjang yang kami lakukan bersama. Apalagi semenjak pandemi Maret 2020, kami hampir tidak pernah keluar kota apalagi roadtrip! Paling kalau jalan nyari tempat alam yang sepi di sekitar Bandung. Kami pun bangga dan terharu bisa membawa Kal melakukan perjalanan ini di usianya yang baru 13 bulan. Dia sangat kooperatif selama di jalan tidak merepotkan dan bisa ikut menikmati perjalanan bersama kami.
Untuk teman-teman yang ingin melakukan perjalanan darat dengan bayi / toddler, beberapa tips yang mungkin bisa kami bagikan dari pengalaman dengan Kal:
- Ceritakan / sounding sejak jauh-jauh hari bahwa kita akan melakukan perjalanan ini, berapa lama perjalanannya, apa ekspektasi yang akan terjadi di jalan, dll. Sekitar 1 bulan sebelum perjalanan kami terus menceritakan Kal kalau dia akan bertemu neneknya di Bukittinggi, neneknya juga sering menelfon lewat video call WA supaya Kal tidak kaget ketika bertemu pertama kali dengan neneknya.
- Latihan untuk duduk di car-seat selama 3 bulan untuk Kal kami lakukan dengan berkeliling di mobil saja selama di Bandung. Awalnya Kal tentunya nangis dan memberontak ingin keluar dari car-seat nya hehe namun dengan terus konsisten mendisiplinkan dia dan memberitahu bahwa tempat dia duduk ketika di mobil itu ya di car-seat bukan di pangkuan kita. Lama-lama dia mulai mengerti dan nyaman bahkan sering ketiduran di car-seat kalau kita bawa keliling naik mobil.
- Selama latihan itu, coba pelajari trik apa yang bisa bekerja dengan baik untuk menenangkan ketika anak mulai menangis atau ingin keluar dari car-seat. Kalau untuk Kal, dia biasanya bisa tenang kembali dengan beberapa hal seperti: cemilan (Kal termasuk hobil nyemil kalau di mobil hehe), buku, didongengin, mainan yang dia bisa betah mainkan sambil duduk (kami bawa boneka dia, animal figurine, mobil-mobilan, dan yang bukan ‘mainan’ tapi menyenangkan buat Kal seperti topi (ya, dia suka sekali mainan topi!), masker bersih (ini entah kenapa dia sangat tertarik dengan masker mungkin karena melihat kita sering pakai masker hehe), buka tutup botol, dll.
- Pasang musik lullaby / yang biasanya bisa bekerja untuk buat anak tenang dan bisa tidur ketika sudah mengantuk, jadi anak bisa lebih gampang tidur di car-seat ketika sudah mengantuk.
- Pakaikan baju yang nyaman, biasanya kalau di tempat yang agak panas kami pakaikan kaos santai saja yang longgar begitu juga celananya yang longgar. Jika tempatnya dingin, kami pakaikan kaos panjang yang agak hangat. Kami juga pasang tirai dari selimut tipis di jendela sebelah Kal jadi kalau panas dan silau bisa ditutup jendela Kal.
- Jadwal kita mengikuti mood anak hehe jadi kadang kita memang punya rencana tapi anak yang menentukan kapan kita akan berhenti, kapan jalan lagi, dll. Harus fleksibel dan santai memang melakukan perjalanan dengan anak, tidak bisa diburu-buru. Itulah kenapa kami bermalam sampai 3x sementara kalau melihat beberapa blog orang lain, kebanyakan bisa melakukan perjalanan yang sama hanya dengan bermalam 1-2x. Kami ingin menikmati perjalanan dan tidak melakukan perjalanan di malam hari. Sehingga setiap pagi, kami selalu fresh kembali dan hilang capek-nya dari perjalanan sebelumnya. Harapannya, Kal juga bisa merasakan hal yang sama. Oiya, kami berhenti di jalan biasanya untuk makan (kami bawa tempat untuk takeaway lalu kami makan di mobil atau cari tempat yang sepi), ke toilet jika urgent sekali, mengganti popok Kal, melepaskan sejenak kelelahan Kal duduk terus dengan membiarkan dia jalan, atau sholat.
- Bawa segala alat perang perlengkapan anak tapi usahakan tetap travel light. Jadi, kami hanya membawa yang essential yang harus ada buat Kal misalnya makanan kesukaan, mainan dan buku kesukaan, kursi makan foldable yang biasa dipakai makan sehari-hari (merk-nya Pliko, kami suka banget karena bisa dilipat, praktis dibawa kemana-mana, dan mudah dibersihkan), alat makan, dll. Semua kami pack di belakang dengan kontainer jadi lebih bisa packed. Untuk baju-baju kami juga hanya 1 koper, sisanya alat untuk piiknik outdoor (hammock, picnic tarp, dll), galon, perbekalan kopi dan teh produk kami @barokahcoffeeshelter untuk oleh-oleh.
- Jika semua trik sudah tidak bekerja dan Kal masih menangis, senjata paling ampuh biasanya adalah “nenen” kalau untuk Kal :p Jadi biasanya, aku akan membawa dia ke depan untuk nenen sebentar lalu dikembalikan lagi ke car-seat nya supaya dia faham, hanya boleh keluar car-seat kalau untuk nenen. Namun, beberapa kali kejadian dia tertidur ketika nenen sehingga mau nggak mau dia akan tidur di pangkuanku dalam beberapa saat (biasanya paling lama 1.5 jam).
Beberapa tips melakukan road-trip jarak jauh selama pandemi (khususnya lintas Jawa-Sumatra):
- Mobil harus dicek dan service besar sebelum melakukan perjalanan. Pastikan juga perlengkapan di mobil untuk perbaikan kecil ketika ada apa-apa di jalan lengkap.
- Makanan dan minuman harus selalu tersedia di mobil, yang praktis untuk bisa dimakan di mobil, supaya kita ga perlu berhenti untuk sering-sering beli makanan (karena masa pandemi ini, kami memang menghindari dine-in).
- Sediakan multivitamin selama di perjalanan sehingga badan tidak drop selama di jalan.
- Selalu pastikan bensin penuh dan dimana ada pom bensin sebisa mungkin diisi jangan sampai tunggu akan habis baru mencari pom bensin. Pengalaman kami kemarin, di beberapa lokasi tidak banyak pom bensin sehingga kadang meski di google maps / waze bilang ada pom bensin, bisa jadi stok bensinnya sering habis / antreannya panjang sekali.
- Penyebrangan Pelabuhan Merak Cilegon – Pelabuhan Bakauheni Lampung sekarang harus melakukan booking online terlebih dahulu melalui website Ferizy dan tunjukkan bukti tiket-nya kepada petugas ketika mobil masuk ke kapal.
- Pastikan semua akomodasi jika akan menginap sudah di booking online sehingga tidak perlu mencari-cari lagi ketika akan bermalam.
- Bawa sendiri alat makan, alat ibadah, alat mandi supaya lebih aman.
- Stok masker, hand sanitizer, disinfektan selama di perjalanan yang banyak dan cukup untuk selama perjalanan sehingga tidak perlu susah beli lagi selama di perjalanan. Sering-sering cuci tangan dengan sabun juga sebisa mungkin.
- Hindari keramaian dan tempat umum sebisa mungkin. Kami jarang berhenti di rest area karena akan bertemu banyak orang. Kami justru mencari tempat yang agak sepi di jalan yang kami bisa meminggirkan mobil sebentar sembari istirahat.
- Begitu sampai di tujuan, lakukan tes swab / rapid antigen terlebih dahulu sebelum kontak dengan keluarga yang akan ditemui sehingga lebih aman ketika kita tahu bahwa kita tidak terpapar COVID-19 selama di perjalanan.
Itu beberapa pengalaman kami selama roadtrip kemarin yang bisa aku share disini. Kalau ada pertanyaan, silakan bisa ditanyakan yah.. semoga bisa cukup membantu jika ada teman-teman yang ingin melakukan roadtrip di masa pandemi ini untuk urusan yang penting. Kami rencananya akan remote work dulu dari Bukittinggi belum tahu hingga kapan, apalagi melihat kasus di Jawa sedang tinggi-tingginya. Ternyata kami juga sangat menikmati tinggal di kampung dibanding di kota, memang tinggal dan bisa berkarya di desa adalah impian kami nantinya jadi ini bisa untuk latihan sedikit lah ya hehe (tolong bantu aminkan ya! :)).
Semoga kita semua selalu diberi kesehatan di masa pandemi ini dan masih menjaga kewarasan mental, kecukupan rezeki, serta kebahagiaan ya teman-teman! InsyaAllah kita semua bisa diberi kekuatan untuk melewati pandemi ini, Amin!
Bukittinggi / Sabtu 16 Januari 2021 / 10.12 PM